Produk kopi asal Indonesia mencatat potensi transaksi sebesar 3,25 juta dolar AS atau sekitar Rp48,26 miliar dalam penyelenggaraan Seoul International Café Show ke-23 di Seoul, Korea Selatan pada 6-9 November 2024. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan.
Husodo Kuncoro Yakti, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan, menyatakan bahwa kesepakatan yang tercapai selama pameran akan dipantau secara intensif untuk memastikan ekspor kopi Indonesia ke Korea Selatan dapat terlaksana. “Produk Kopi Indonesia berhasil mencatat potensi transaksi sebesar 3,25 juta dolar AS atau senilai Rp48,26 miliar. Kami akan melanjutkan negosiasi lebih teknis untuk pengiriman pertama,” ujar Husodo dalam keterangan resminya di Jakarta.
Enam eksportir kopi Indonesia ikut serta dalam pameran tersebut, memamerkan kopi arabika dan robusta dari Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Husodo berharap kehadiran para eksportir kopi Indonesia ini dapat membuka peluang kerja sama ekspor dengan Korea Selatan. Mereka dapat menggunakan penjajakan bisnis untuk mendapatkan informasi mengenai preferensi pasar dan koneksi ke beberapa jaringan distribusi dan roastery di Korea Selatan.
“Peluang ini harus dimanfaatkan untuk mempromosikan dan menjalin kerja sama dengan importir, distributor, dan roaster di Korea Selatan,” tambah Husodo. ITPC Busan akan terus mendukung eksportir kopi Indonesia melalui pameran dan penjajakan bisnis guna mendorong ekspor ke Korea Selatan, di tengah persaingan ketat dari negara-negara pesaing seperti Vietnam, Brasil, Ethiopia, dan Kenya.
Zelda Wulan Kartika, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul, menjelaskan bahwa Paviliun Indonesia didesain sebagai lounge yang dinamakan Indonesia Coffee Lounge. Hal ini merupakan strategi promosi yang menonjolkan pengalaman minum kopi. Lounge sebagai tempat berkumpul adalah tempat yang tepat untuk memperkenalkan kopi Indonesia kepada pengunjung.
“Dengan konsep Indonesia Coffee Lounge, calon pembeli dapat merasakan keramahan Indonesia dan mencicipi citra rasa kopi Indonesia langsung. Interaksi dengan peserta pameran dalam suasana yang menyenangkan dapat mendorong kerja sama bisnis lebih lanjut,” kata Zelda. Kopi Indonesia sudah cukup dikenal di kalangan coffee roaster di Korea Selatan, terutama varietas arabika gayo dan mandailing.
Pasar kopi di Korea Selatan terus berkembang dengan tingkat konsumsi yang meningkat rata-rata 2,42 persen setiap tahun. Konsumen di sana cenderung mencari pengalaman kopi yang unik dengan metode penyeduhan yang berbeda, serta tertarik pada aspek ramah lingkungan, keberlanjutan, dan perdagangan yang lebih adil. Semoga dengan kehadiran kopi Indonesia di pasar Korea Selatan dapat semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat setempat.