Kemenkeu Ungkap Lebih dari 30 Ribu Gen Z Bantu Pembiayaan APBN Melalui SBN Ritel

Kemenkeu Ungkap Lebih dari 30 Ribu Gen Z Bantu Pembiayaan APBN Melalui SBN Ritel

Kementerian Keuangan melaporkan bahwa kontribusi generasi Z dalam pembiayaan negara melalui SBN Ritel terus meningkat dan telah mencapai lebih dari 30.000 orang pada tahun 2024. Direktur Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto, mengungkapkan bahwa generasi Z menyumbang sebanyak 11,67% dari total investor SBN Ritel pada tahun 2024, yang berjumlah 258.391 investor atau sekitar 30.154 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2018, di mana hanya ada 2.628 orang generasi Z yang memiliki SBN Ritel dari total investor sebanyak 71.045 orang.

Suminto menjelaskan bahwa generasi Z merujuk kepada individu yang lahir setelah tahun 2000. Dia menyatakan, “Investor baru dari Generasi Z, terutama pelajar dan mahasiswa, terus bertambah jumlahnya. Hal ini mencerminkan keberhasilan program literasi dan upaya pemerintah dalam memastikan aksesibilitas instrumen investasi yang aman dan menarik.”

Meskipun generasi Millenial masih mendominasi jumlah investor SBN Ritel, namun minat dari generasi Z untuk berinvestasi semakin meningkat. Pada tahun 2023 dan 2024, proporsi generasi Z dalam investasi SBN Ritel terus tumbuh positif, yang diikuti dengan peningkatan nominal SBN Ritel secara keseluruhan.

Pada akhir tahun 2024, total penerbitan SBN Ritel mencapai Rp148,51 triliun, naik drastis dari Rp37,6 triliun pada tahun 2018. Sekitar 50% dari SBN Ritel pada tahun 2024 dibeli oleh pegawai swasta dan wiraswasta.

Suminto menjelaskan bahwa SBN Ritel merupakan salah satu sumber pembiayaan penting untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. Selain itu, penerbitan SBN Ritel juga mendukung pengembangan pasar keuangan domestik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam investasi, serta berkontribusi pada inklusi keuangan dan peningkatan literasi keuangan masyarakat.

Untuk menarik investor generasi Z, pemerintah telah mengadopsi pendekatan edukatif dan inovatif, termasuk peningkatan literasi keuangan dan edukasi melalui program-program di sekolah dan kampus. Pemerintah juga memanfaatkan platform digital seperti media sosial, podcast, dan video pendek untuk menyampaikan informasi tentang SBN secara menarik dan mudah dipahami.

SBN Ritel menjadi instrumen investasi yang terjangkau dan mudah diakses, dengan minimal pembelian sebesar Rp1 juta dan dapat dibeli secara online. Pemerintah juga memperkenalkan SBN ritel dengan nilai sosial dan lingkungan melalui green sukuk ritel dan SDG bond ritel.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong generasi muda untuk memahami dunia investasi sejak dini, bahkan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Dia menyatakan, “Seharusnya investasi sudah diajarkan sejak dini, tidak hanya pada mahasiswa, tetapi bahkan di tingkat sekolah dasar.”

Dengan adanya peningkatan minat dari generasi Z dalam investasi SBN Ritel, diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi negara dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat secara keseluruhan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *