Bank Indonesia mencatat bahwa dalam kondisi ekonomi global dan domestik saat ini, terjadi aliran modal asing keluar dari para investor nonresiden sebesar Rp4,86 triliun pada pekan terakhir Oktober 2024. Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, nonresiden melakukan jual neto paling banyak di pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada periode 28–31 Oktober 2024.
“Dari data transaksi 28 – 31 Oktober 2024, nonresiden melakukan jual neto sebesar Rp4,86 triliun, dengan penjualan neto sebesar Rp2,53 triliun di pasar saham dan Rp3,95 triliun di pasar SBN,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip pada Sabtu (2/11/2024). Aliran keluar modal asing tersebut kemudian terkoreksi oleh adanya pembelian neto senilai Rp1,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Data hingga 31 Oktober 2024 menunjukkan bahwa nonresiden telah melakukan pembelian neto sejumlah Rp39,91 triliun di pasar saham, Rp43,51 triliun di pasar SBN, dan Rp200 triliun di SRBI sepanjang tahun ini. Di semester II/2024, nonresiden juga tercatat melakukan pembelian neto senilai Rp39,57 triliun di pasar saham, Rp77,47 triliun di pasar SBN, dan Rp69,65 triliun di SRBI.
Selain itu, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 31 Oktober 2024 mencapai 68,69 bps, naik dibandingkan dengan 25 Oktober 2024 yang sebesar 67,80 bps. Sementara itu, tingkat imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun mengalami penurunan dari 6,8% pada Kamis (31/10) menjadi 6,73% pada Jumat (1/11).
Pada akhir Kamis (31/10), nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.690 per dolar AS dan dibuka pada Jumat pagi (1/11) pada level (bid) Rp15.685 per dolar AS. Pada penutupan pasar di akhir Jumat, rupiah ditutup pada level Rp15.732 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Bisnis sebelumnya, terjadi aliran modal asing yang cukup signifikan keluar sepanjang bulan Oktober 2024. Dari lima pekan, hanya satu pekan terjadi aliran modal masuk, yaitu pada pekan pertama sebesar Rp570 miliar. Denny juga menyatakan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Dengan demikian, meskipun terjadi fluktuasi dalam aliran modal asing dan beberapa indikator ekonomi, Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang tidak menentu.